With the rapid development of The Modern Period , Challenges Faced Indonesian nation Increasingly Complex With The existence of Globalization Technology , Culture , and Everything Else , inciting spirit Scout Service Brigade Maritime Self Existence Shows Off Continues to Sharpen Capabilities With Yourself Through Activities The Productive and Innovative.

Senin, 08 Desember 2014

EKOSISTEM LAUT



Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai laut yang luas, dengan potensi sumberdaya alam yang besar di dalamnya. Ekosistem Laut merupakan ekosistem yang letaknya di laut maupun pesisir pantai. Ekosistem laut dibedakan menjadi ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.

1) Ekosistem Laut Dalam
Bila kita melihat laut yang warnanya biru tua, tentu kita mengetahuinya sebagai laut yang sangat dalam. Laut yang dalam sangat gelap tidak ada cahaya matahari. Cahaya matahari hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 20-30 meter. Lebih dalam dari itu cahaya matahari tidak dapat menembusnya. Di laut dalam cahaya matahari tidak dapat menembus atau tidak sampai ke dasar laut. Daerah ini disebut daerah afotik.
Ini berarti bahwa di laut tidak terjadi fotosintesis. Kadar oksigennya juga rendah. Di daerah demikian itu tidak terdapat produser yang fotoautotrof. Yang terdapat hanyalah organisme heterotrof yang mengandalkan jatuhnya sisa-sisa organik dari lapisan diatasnya. Jadi, di laut dalam terdapat detritivor dan scavanger. Keanekaragaman hayatinya rendah. Jika tidak ada arus laut yang “mengaduk”, daur mater di dalam laut dalam merupakan daur yang terputus. Semua makanan yang masuk ke laut dalam akhirnya diurai dan diendapkan di dasar laut, jadi, dilaut dalam terdapat zat-zat organik yang lebih kaya dibandingkan dengan di laut dangkal.

2) Ekosistem Laut Dangkal
Sedangkan di pesisir pantai kita dapat menikmati keindahan alam yang ada, serta dapat berrekreasi dengan wisata pantai, seperti berenang, berperahu, memancing dan aktivitas lainnya. Daerah ini merupakan daerah laut yang dangkal, banyak aktivitas di dalamnya. Laut dangkal merupakan daerah fotik, yang berarti daerah yang dapat dicapai oleh cahaya matahari. Di daerah ini berlangsung proses fotosintesis. Produser yang berperan adalah fitoplankton dan gangang laut mikroskopis. Kadar oksigen di daerah ini lebih tinggi dari pada di daerah afotik di laut dalam. Oleh sebab itu, daerah yang demikian memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Contoh ekosistem laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur.


a) Ekosistem Terumbu Karang
Di dalam ekosistem ini banyak ditemukan cangkang coelenterata yang telah mati yang menyusun batu karang. Cangkang yang mati beserta hewan-hewan air selurunya disebut sebagai terumbu karang. Syarat hidup binatang karang adalah air lautnya jernih, arus dan gelombang kecil, serta lautnya dangkal. Didalamnya hidup berbagai macam biota laut seperti coelenterata, cacing, Mollusca (siput, kerang), Enchinodemata, Athropoda dan berbagai jenis ikan berwarna-warni. Bianatang-binatang tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Indonesia memiliki beberapa ekosistem terumbu karang, yang indah yang dijadikan objek wisata misalnya di pasir putih Jawa Timur, Bali, Bunaken dan Maluku. Pengambilan karang, dan binatang-binatang dari ekosistem ini dapat merusak ekosistem dan pada akhirnya akan menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati di dalamnya. Demikian pula, penangkapan ikan menggunakan aliran listrik atau racun ( tuba, potas) dapat merusakan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang terbentuk dalam waktu yang lama. Apbila punah, kita tidak akan dapat memunculkannya kembali. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestariannya.

b). Ekosistem Pantai Batu
Pantai terjal yang berdinding batu memiliki bongkahan-bongkahan batu yang membentuk ekosistem pantai batu. Pada ekosistem ini, lingkungan eksternalnya didominasi oleh batu, kerikil, atau kapur. Misalnya, ekosistem pantai batu yang terdapat di pantai selatan jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan pantai barat Sumatra. Vegetasinya didomunasi oleh ganggang misalnya, Sargassum dan Eucheuma. Keanekaragamannya rendah.

c) Ekosistem Pantai Lumpur
Di dekat muara sungai banyak terdapat endapan lumpur yang menyusun ekosistem pantai lumpur. Ekosistem pantai lumpur banyak di jumpai di pantai utara Jawa, Kalimantan dan Irian Jaya. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan mangrove dan rumput laut. Ekosistem ini juga merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Di dalamnya hidup antara lain kepiting, udang, dan ikan glodok.


B.       Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang telah dijelaskan  di atas, maka kita  dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
1.      Memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2.      NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3.      Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4.      Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
5.      Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
6.      Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.


C.      Pembagian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1.      Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
a)      hanyak minum
b)      air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
c)      sedikit mengeluarkan urine
d)     pengeluaran air terjadi secara osmosis
e)      garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :
a)      Tempat rekreasi dan hiburan.
b)      Tempat hidup sumber makanan kita.
c)      Pembangkit listrik
d)     Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
e)      Tempat barang tambang berada.
f)       Salah satu sumber air minum (desalinasi).
g)      Sebagai jalur transportasi air.
h)      Sebagai tempat cadangan air bumi.
i)        Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.

Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
a.         Berdasarkan proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman laut ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
2.      Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter. Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
3.      Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
b.         Berdasarkan letaknya, perairan laut terdiri dari :
1.      Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.
2.      Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
3.      Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik
c.         Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1.      Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.
2.      Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3.      Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter.
4.      Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).

Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Adapun wilayah perairan laut Indonesia antara lain :
1.      Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya. Penentuan landas kontinen didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan oleh perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Singapura dan India.
2.      Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada saat air laut surut.
3.      Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis dasar wilayah laut.

2.      Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1.        Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
2.        Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3.        Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut :
a.       Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan)
b.      Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

3.      Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4.      Terumbu Karang
a.        Pengertian  terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
b.        Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.

c.         Kondisi optimum terumbu karang

Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.

Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).

d.        Manfaat terumbu karang
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
1.      sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
2.      pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
3.      penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
4.      Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.

e.         Klasifikasi terumbu karang

1.      Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur

a.       Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.

b.      Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.

c.       Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.

d.      Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.

2.      Berdasarkan letaknya

a.       Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).


b.      Terumbu karang penghalang. Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh : Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

c.       Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.

d.      Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

f.          Kerusakan terumbu karang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.

Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :
a.       Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
b.      Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
c.       Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
d.      Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
e.       Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
f.       Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
g.       Penambangan
h.      Pembangunan pemukiman.
i.        Reklamasi pantai.
j.         Polusi.
k.      Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.

Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang. Laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. 

Saka Bahari Pos TNI-AL Pancer Pesanggaran Banyuwangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar